Saturday, May 18, 2013

PENTAKOSTA - HISTORIS DAN KRISTOLOGIS



PENTAKOSTA – HISTORIS dan KRISTOLOGIS
Tiga hari raya besar yang diperingati bangsa Israel adalah: Hari Raya Roti Tidak Beragi (Paskah), Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta), dan Hari Raya Pondok Daun. Hari Pentakosta dalam Perjanjian Lama diumumkan sebagai:
  1. Hari Pertemuan Kudus (Imamat 23:21)
    Pada hari tersebut tidak boleh dilakukan pekerjaan berat, dan semua laki-laki Israel harus hadir di tempat kudus (Imamat 23:21). Pada hari itu dua buah roti bakar, yang dibuat dari tepung halus yang baru dan beragi, diunjukkan oleh imam di hadapan Allah, pada saat imam mempersembahkan korban-korban binatang untuk menghapus dosa dan memperoleh keselamatan (Imamat 23:17-20).
  2. Hari Perayaan Bagi TUHAN (Ulangan 16:15)
    Pada hari itu orang Israel saleh mengungkapkan rasa terima kasihnya karena berkat tuaian gandum dan sekaligus menyatakan rasa takut dan hormat kepada Yahweh (Yeremia 5:24).
  3. Hari anugerah bagi banyak orang miskin dan bagi orang asing. Orang Israel tidak di perkenankan untuk menyabit habis hasil lading mereka dan bahkan tidak boleh di pungut yang terjatuh, karena di peruntukkan bagi orang miskin dan bagi orang asing (Imamat 23:22)
Pentakosta setelah kenaikkan Tuhan Yesus yang di tandai dengan turunnya Roh Kudus adalah sebuah tanda babak/ era baru yang merupakan satu peristiwa penggenapan dari hukum yang di berikan kepada orang Israel/ Yahudi. Mengapa demimkian?
  1. Kristus tidak lagi hadir/ berada di tengah-tengah manusia dalam daging. Roh Kudus hadir memeteraikan keselamatan yang Yesus kerjakan di dalam diri orang yang percaya.
  2. Umat yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus di sebut dengan Kristen/ murid Kristus.
  3. Injil di perdengarkan dan di sebarkan kepada bangsa-bangsa.
Di sini kita melihat sesuatu yang indah, Kristus telah menggenapi apa yang telah di tetapkan dalam hukum TUHAN yang telah di berikan sejak Perjanjian Lama. Karena Kristus datang bukan untuk menghapuskan hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya.

Lalu apa kaitannya Roh Kudus dan Kristus setelah kenaikkan-Nya, apakah setelah peristiwa Pentakosta ini serta merta Kristus yang telah naik itu di lupakan? Apakah segala sesuatu yang terjadi pada umat Tuhan hanya berbicara tentang Roh Kudus? Apakah Roh Kudus menjadi idola baru dalam kehidupan umat Tuhan? Apa kaitan kehadiran Roh Kudus dengan Yesus Kristus setelah kenaikkan Kristus? Mari kita melihat peranan Roh Kudus dalam kaitannya dengan Kristus:
  1. Roh Kudus Diutus untuk Bersaksi tentang Kristus
Yohanes 15:26, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Kata bersaksi mempunyai pengertian memberikan pembuktian/ testimoni/ laporan yang baik/ terhormat. Tapi ada satu pengertian yang khusus, yakni (conjure) menyebabkan timbul/ membangkitkan dalam pikiran. Dengan kata lain, seseorang percaya kepada Kristus bukan saja karena mendengar tentang Kristus, tetapi karena ada Roh Kudus yang menyebabkan timbul/ membangkitkan dalam pikiran tentang Kristus. Ini berarti tidak mungkin seorang percaya dan menerima kebenaran yang ada pada diri Kristus tanpa Roh Kudus.

Kita bisa menggunakan metode penginjilan sebaik mungkin, kita bisa menjelaskan dengan kata-kata bahkan berargumen untuk menjelaskan tentang Kristus. Tapi tanpa Roh Kudus yang bekerja dalam hati dan pikiran manusia, tidak mungkin orang tersebut percaya kepada Kristus. Begitu juga dengan kita yang sudah percaya kepada Kristus, kita tidak boleh merasa lebih dari yang lain, karena Roh Kudus yang sama yang menyebabkan kita bisa percaya kepada Kristus, bukan karena lebih mengerti, lebih kaya, lebih baik dan lebih layak.
  1. Roh Kudus Diutus untuk Mengingatkan Apa yang Kristus Telah Ajarkan
“tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh. 14:26) Apa yang di maksudkan dengan “mengajarkan segala sesuatu“? Apakah segala sesuatu berbeda dengan “yang telah Yesus katakan”? (seperti ada wahyu baru?). Jikalau kita membandingkan dengan Yohanes 16:13 kita akan menemukan satu kaitan yang erat. Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran itu di katakan akan memimpin ke dalam seluruh kebenaran, Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi dari segala yang di dengar-Nya (dari Kristus - 16:15). Memimpin ke dalam seluruh kebenaran ini harus di artikan menggali dan mengkonfirmasi kebenaran yang telah ada, bukan mencipta perkataan dan pengertian baru. Memimpin ke dalam seluruh kebenaran berarti memberi pengertian yang sesuai dengan kebenaran. Kebenaran tidak perlu di bela. Kebenaran hanya perlu di konfirmasi. Meski ada kalanya Roh Kudus tidak memimpin word by word (kata demi kata) tetapi tidak mungkin Roh Kudus bertentangan kebenaran. Maka segala sesuatu yang kita mengerti bahkan yang kita katakan mengerti dalam pertolongan/ dari Roh Kudus harus kembali pada firman. Maka tidak ada pengertian tentang kebenaran tanpa kita meneliti dengan sungguh-sungguh firman Tuhan.

  1. Roh Kudus Diutus untuk Memuliakan Kristus.
Terakhir, Roh Kudus diutus untuk memuliakan Kristus. Hal ini jelas diajarkan oleh Kristus sendiri di Yohanes 16:14, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” Kemuliaan Kristus adalah kemuliaan yang tidak bisa di manipulasi. Pada waktu Kristus ada di tengah-tengah manusia dalam rupa manusia, banyak orang telah melihat Dia dan apa yang telah di kerjakan-Nya, namun iman yang di bangun hanya atas dasar penglihatan tidak mungkin bertahan dan sangat rapuh/ tidak kuat. Dalam waktu singkat, Kristus di tinggalkan dan bahkan tidak di bela (meskipun memang Kristus tidak memerlukan pembelaan manusia). Hal itu menunjukkan bahwa manusia tidak bisa melihat kemuliaan Kristus yang sesungguhnya. Oleh karena itu Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Hanya Roh Kudus yang mampu memeteraikan Kristus dan kemuliaan Kristus dalam diri seseorang. Oleh karena itu setiap orang yang telah di kuasai oleh Roh Kudus juga akan memuliakan Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara Roh Kudus dan Kristus sebaliknya menunjukkan satu kesatuan yang harmonis.

Dalam iman kita kepada Kristus, tidaklah di kenakkan istilah FANATIK. Mengapa hati kita tidak bisa berpaling dari pada Kristus? Mengapa, kita tidak boleh tidak rendah hati? Mengapa hati kita tidak bisa tidak bersyukur atas karya keselamatan yang di kerjakan oleh Kristus? Sesungguhnya, karena ada Roh Kudus yang tinggal dalam hidup kita, yang terus-menerus memuliakan Kristus. Yohanes Pembaptis pernah berkata: Dia harus semakin bertambah dan ku harus semakin berkurang”. Lagu sekolah minggu tua juga menambahkan ”...nama Yesus saja di sembah, ku di tempat paling b’lakang”. Memuliakan Kristus tidak bisa di manipulasi, oleh sebab itu, kita harus memohon pertolongan Roh Kudus, supaya kita selaras dengan pekerjaan-Nya memuliakan Kristus. Seseorang yang hidupnya di pimpin oleh Roh Kudus (tentu saja selaras juga dengan kebenaran), maka hidupnya akan keluar kemuliaan Kristus yang sejati.

Setelah merenungkan karya Roh Kudus yang diutus untuk berpusat kepada Kristus, bagaimana respons kita? Adakah ucapan syukur atas Roh Kudus yang di berikan Kristus bagi kita? Kita bukan hanya bersyukur, namun biarlah kita di mengertikan bahwa penginjilan dan kesaksian tentang Kristus menjadi memungkinkan di tengah dunia ini karena Roh Kudus masih bekerja sampai dengan hari ini.
Amin. Soli Deo Gloria.

Friday, May 3, 2013

BAHAN SELL GROUP - Pelajaran 17 Pertanyaan 22 - Sumber: katekismus Singkat Westminster



BAGAIMANAKAH KRISTUS, YANG ADALAH ANAK ALLAH, MENJADI MANUSIA?
SASARAN
Agar anggota sell group dewasa memahami bahwa Kristus, Anak Allah, menjadi manusia dengan mengambil bagi diri-Nya suatu tubuh yang sejati, serta suatu jiwa yang berakal budi, yang di kandung oleh kuasa Roh Kudus, di dalam rahim anak dara maria, serta di lahirkan olehnya, namun tanpa dosa.

TEKS: Ibrani 2:14; Matius 26:38; Lukas 1:31, 35; Ibrani 7:26

INTRODUKSI
Kristus adalah Anak Allah yang kekal, namun Ia juga terlahir (pada kegenapan waktunya) sebagai anak manusia. Ini berarti Ia telah merendahkan diri-Nya. Atau dengan kata lain Ia rela masuk dalam keadaan kehinaan. Baik Alkitab maupun katekismus mengajarkan bahwa Yesus Kristus merupakan Pribadi dan memiliki 2 natur, Allah dan manusia. Ini berarti bahwa Yesus adalah Allah (sebagaimana Ia adalah manusia) ketika Ia di lahirkan oleh anak dara Maria. Anak yang di lahirkan oleh Maria tersebut adalah Allah-manusia. Dengan demikian, Maria adalah ibu dari Yesus, yang adalah Allah, dan di sebut Bunda Allah. Namun, sebutan tersebut tidak di maksudkan untuk menjadikan Maria sederajat dengan Allah. Sebutan tersebut semata-mata menyatakan bahwa Yesus benar-benar telah menjadikan diri-Nya sederajat dengan Maria (Allah mengambil rupa manusia).

Kelahiran dari anak dara adalah niscaya karena hanya melalui mujizat-lah Yesus Kristus dapat di lahirkan dengan natur manusia sejati namun tanpa dosa. Dan hanya karena kuasa Roh Kudus, sama sekali bukan karena kekudusan ataupun kebajikan anak dara Maria sendiri. Lukas 1:35 menyatakan bahwa Maria ”dinaungi” sama dengan menyatakan bahwa meskipun Maria adalah manusia yang berdosa (sebagaimana seluruh umat manusia lainnya), Roh Kudus akan tetap menjaga sedemikian rupa, sehingga anak yang di kandungnya tidak tercemar oleh dosa ibunya. Kristus telah mengambil natur manusia-Nya dari Maria dengan cara sedemikian rupa sehingga keberdosaan Maria tidak perlu ikut terambil oleh-Nya. Alkitab berbicara tentang tubuh dan jiwa yang berkal budi dari yesus Kristus. Alkitab berbicara tentang rasa lapar, haus serta kesakitan yang Yesus alami, membuktikan bahwa Yesus memang memiliki tubuh yang sejati. Demikian juga Alkitab mencatat kesedihan dan penderitaan Yesus, serta bertambah hikmat-Nya, yang membuktikan bahwa Ia memang memiliki jiwa yang berakal budi (ref. Ibr. 2:17-18).

Mengapa harus Allah yang menjadi pengantara? Katekismus singkat ini menjelaskan apa yang ada dalam Katekismus Besar Wesminster: ”ada tugas yang maha berat yang harus di laksanakan – tugas yang sedemikian beratnya sehingga tak seorangpun dapat melaksanakannya kecuali dia Allah sendiri.” Pada saat yang sama, kitapun bertanya: ”Mengapa harus Manusia yang menjadi pengantara? Katekismus singkat ini menjelaskan: ”Manusia (Yesus Kristus) yang harus menjadi Pengantara karena manusialah yang memerlukan penyelamatan, dan karena penyelamatan itu hanya dapat di lakukan oleh ketaatan manusia, maka Kristus perlu menjadi manusia sejati.” Juru selamat yang harus manusia miliki adalah Juru Selamat yang mampu menjangkau manusia – sekaligus menjangkau Allah – dan Kristuslah satu-satunya yang dapat melakukannya, karena Ia adalah Allah sekaligus manusia sejati. Dalam 2 natur yang berbeda, serta dalam satu Pribadi, untuk selamanya.

OBSERVASI
  • Berdasarkan Ibrani 2:14 kesamaan apa yang di tekankan antara Kristus dan manusia pada umumnya?
  • Bagamanakah proses kelahiran Yesus Kristus yang di nyatakan dalam Lukas 1:35?
  • Dalam Ibrani 7:26 Imam Besar atau pengantara seperti apakah yang di perlukan oleh manusia yang berdosa?
INTERPRETASI
  1. Apakah penolakan secara umum tentang doktrin Allah menjadi manusia?
  2. Jikalau Kristus memiliki tubuh natur seperti manusia pada umumnya, mengapa Yesus dikatakan tidak berdosa, bukankah Ia juga di lahirkan dari seorang manusia meskipun tanpa persetubuhan?
  3. Mengapa maria tidak dapat dan tidak boleh dianggap sebagai manusia yang tanpa dosa meskipun ia adalah ibu dari Yesus Kristus?
APLIKASI
  1. Kritus mengambil natur manusia dalam tubuh yang sejati melalui anak dara Maria namun tanpa dosa.
  2. Maria sebagai ibu Yesus atau di sebut Bunda Allah, tidak di maksudkan/ di mengerti bahwa Maria sederajat dengan Yesus/ Allah melainkan menekankan bahwa Allah Yesus Kristus BENAR-BENAR telah MENJADIKAN diri-NYA sederajat/ sama dengan Maria (sebagaimana manusia lain pada umumnya yang sama dengan Maria).
  3. Proses kelahiran Kristus niscaya adalah pekerjaan Allah dan hanya karena kuasa Roh Kudus.
AKSI
  1. Ayat hafalan: Lukas 1:31
  2. TANGGALKAN segala paham bahwa: 1.Maria tidak berdosa, 2.Kristus tidak benar-benar menjadi manusia dan tidak benar-benar mengambil tubuh manusia sejati, 3. Kemustahilan Allah menjadi manusia. Karena Alkitab telah menyingkapkan semua kepada kita.
DOA:
Berdoa agar iman selalu di teguhkan dan percaya bahwa hanya Yesus satu-satunya Juru Selamat bagi umat pilihan Allah (kita termasuk di dalamnya). Berdoa agar melalui sell group, iman kita di tuntun pada pengertian yang pada akhirnya semakin meneguhkan kembali iman kita.

                                                                   KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER 1
Sell Group Dewasa Mei 2013                    PELAJARAN  17 PERTANYAAN 22                                

BAHAN SELL GROUP - Pelajaran 16 Pertanyaan 21 - Sumber: katekismus Singkat Westminster



SIAPAKAH YANG MENJADI PENEBUS UMAT PILIHAN ALLAH?
SASARAN
Agar anggota sell group dewasa memahami bahwa satu-satunya Penebus umat pilihan Allah hanyalah Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Anak Allah yang kekal, yang telah menjadi manusia, dan demikian terus sebagai Allah dan manusia dalam dua nature yang berbeda, dan dalam satu pribadi, untuk selamanya.

TEKS: 1 Timotius 2:5; Yohanes 1:14; Roma 9:5; Ibrani 7:24

INTRODUKSI
HANYA Yesus satu-satunya penebus umat pilihan Allah menegaskan bahwa kita menolak gerakan ekumenis modern yang mengajarkan doktrin keselamatan universal. Mereka mengajarkan bahwa ada kebenaran yang menyelamatkan di dalam semua agama bagi setiap manusia yang jujur dan tulus. Hanya ada satu jalan yang memimpin kepada hidup dan orang yang tidak menerima Kristus, sebagaimana DIA ditawarkan dalam berita Injil telah menempatkan mereka kepada kebinasaan.

Mengapa hanya Yesus Penebus bagi umat pilihan Allah? Jawabannya adalah bahwa hanya Yesus yang memenuhi syarat untuk menjadi Penebus kita karena ketuhanan-Nya yang kekal dan kemanusiaan-Nya yang sejati. Ini berarti bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Ia bersifat tidak terbatas, kekal, dan tidak berubah, dalam keberadaan-Nya, kebaikkan-Nya, dan kebenaran-Nya. Bukti keilahian Kristus: (a) Yesus Kristus di sebut sebagai Allah (Yes. 9:5; Yoh.20:28); (b) Ia memiliki atribut-atribut Allah (Yoh. 1:1; 2:24-2); (c) Ia berkuasa melakukan karya-karya Allah yang agung (Yoh. 5:21; Kol. 1:16); (d) Ia menerima penyembahan yang hanya layak di terima oleh Allah (Yoh.20:28; Why.5:12-14). Dengan demikian kita menolak saksi Yehovah yang menyatakan bahwa Yesus hanya menjadi ilahi dan tidak mengakui bahwa Kristus adalah Allah sejati. Sekarang, Pribadi ilahi ini (yang selalu adalah Allah seutuhnya, pada waktu yang telah ditetapkan sejak semula, menjadi manusia dengan mengambil bagi diri-Nya natur manusia yang seutuhnya (ref. Yohanes 1:14)

Pengertian yang salah dari Firman menjadi daging: (1) Konversi, artinya inkarnasi menyebabkan suatu perubahan pada salah satu dari kedua nature yang di miliki-Nya. Ilahi-Nya berkurang atau manusia-Nya yang ikut terangkat sedemikian tinggi. (2) Komposisi atau percampuran, artinya inkarnasi telah mengakibatkan terjadinya percampuran antara 2 natur (keilahian dan kemanusiaan), sehingga Yesus memiliki nature yang baru yang merupakan percampuran dari kedua-Nya. (3) Ortodoks, yang mengatakan Yesus memiliki 2 natur yang tidak mengalami perubahan ataupun percampuran, namun keliru dengan mengatakan Yesus memiliki 2 kepribadian yang berbeda (terpisah). KATEKISMUS menolak semua pandangan ini dan menegaskan: (1) Natur ilahi Kristus tetap utuh dan sejati, sebagaimana halnya dengan nature manusia-Nya. (2) Menegaskan integritas 2 natur yang ada dalam Kristus (3) keberadaan Kristus bukan terdiri dari 2 pribadi. Kristus adalah satu Pribadi. Ia adalah satu Pribadi ilahi yang telah mengambil nature manusia bagi diri-Nya sendiri yang terdapat kesatuan yang sempurna, namun sekaligus juga perbedaan yang tegas.

OBSERVASI
  • Berdasarkan 1 Timotius 2:5 siapakah yang di sebut sebagai pengantara antara Allah dan manusia?
  • Siapakah Firman yang di maksudkan dalam Yohanes 1:14 dan apa yang di katakan tentang firman itu?
  • Dalam Roma 9:5 Apa 2 natur yang di sebutkan tentang Mesias (Juru Selamat)?

INTERPRETASI
  1. Adakah di dalam dunia ini (yang saudar/i ketahui) yang di tunjuk sebagai Juru Selamat?
  2. Apakah alasan orang-orang pada umumnya yang mengatakan bahwa Allah juga menyediakan kebenaran dan keselamatan di luar Yesus Kristus sehingga di luar Kristus di mungkinkan mendapatkan keselamatan?
  3. Alasan apa sajakah yang menyebabkan orang-orang menolak iman Kristen yang mengatakan bahwa hanya Kristuslah satu-satunya Juru Selamat?

APLIKASI
  1. Kualifikasi Juru Selamat tidak ada pada Pribadi lain selain dari pada Yesus Kristus.
  2. Yesus Kristus adalah Allah sejati yang mengambil rupa manusia sejati. Tidak bercampur, tidak terpisahkan namun berada sebagai satu Pribadi yang menjadi Juru Selamat sampai selama-lamanya.
AKSI
  1. Ayat hafalan: Kisah para rasul 4:12
  2. Tanggalkan segala paham bahwa ada jalan keselamatan yang lain selain melalui Yesus Kristus. Berpegang teguh pada Firman Tuhan sehingga tidak di ombang-ambingkan iman kita melalui serangan-serangan pengajaran yang menafsirkan salah tentang Tuhan Yesus Kristus
DOA:
Berdoa agar iman selalu di teguhkan dan percaya bahwa hanya Yesus satu-satunya Juru Selamat bagi umat pilihan Allah (kita termasuk di dalamnya). Berdoa agar melalui sell group, iman kita di tuntun pada pengertian yang pada akhirnya semakin meneguhkan kembali iman kita.

                                                                     KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER 1
Sell Group Dewasa April 2013                     PELAJARAN  16 PERTANYAAN 21                                

BAHAN SELL GROUP - Pelajaran 15 Pertanyaan 20 - Sumber: katekismus Singkat Westminster



APAKAH ALLAH MEMBIARKAN MANUSIA BINASA DALAM DOSA DAN PENDERITAAN?

SASARAN
Agar anggota sell group dewasa memahami bahwa Allah semata-mata berdasarkan perkenanan-Nya, sejak dari kekekalan, telah memilih sebagian orang untuk menerima hidup yang kekal, memasuki kovenan anugerah, untuk melepaskan dari kondisi dosa dan penderitaan dan untuk membawa mereka ke dalam kondisi keselamatan oleh seorang penebus.

TEKS: Efesus 1:4; Roma 3:21-22

INTRODUKSI
Dalam bagian ini kita tiba pada paham doktrin pemilihan tanpa syarat. Doktrin ini mengajarkan: (1) Allah telah memilih –dari antara sekian banyak orang berdosa- sejumlah tertentu orang untuk di selamatkan; (2) Allah memilih mereka bukan karena adanya suatu kebaikkan dalam diri mereka. Pemilihan ini di lakukan tanpa syarat karena Ia memang tidak menemukan adanya suatu kondisi di dalam diri orang-orang pilihan tersebut yang tidak di jumpai dalam diri orang-orang bukan pilihan (3) Allah telah memilih mereka ini untuk di selamatkan melalui Yesus Kristus saja (4) pemilihan tanpa syarat ini telah di lakukan sejak kekekalan. Maksud dari seluruh doktrin ini adalah menekankan bahwa alasan Allah memilih bukanlah terletak pada diri orang yang dipilih, melainkan pada Allah sendiri. Beberapa ayat yang perlu kita perhatikan: Efesus 1:4-5; Yohanes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu; bc. Yosua 24:2-3; Ulangan 7:6; Roma 11:5 dan 7.

Pertanyaan yang seringkali di ajukan: Mengapa Allah memilih ”orang ini” dan bukan ”orang itu? Atau dengan kata lain, bagi orang berdosa hal ini tampak tidak adil. Kebenarannya adalah bahwa semua manusia layak menerima kutuk –karena semua orang telah berdosa- Matius 20:15 dalam perumpamaan di katakan: Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati? Allah menjatuhkan hukuman kepada manusia yang memang layak menerimanya, sementara itu juga Allah menunjukkan kemurahan kepada mereka yang TIDAK layak menerimanya. Itulah sebabnya mengapa di katakan orang-orang terpilih di katakan masuk dalam kovenan anugerah. Tanpa kovenan anugerah, tidak ada seorangpun yang mencari Allah untuk di selamatkan karena sesungguhnya bukan ia di paksa untuk tidak percaya melainkan itulah kondisi paling mengerikan akibat dosa. Doktrin pemilihan tanpa syarat, memberikan pengertian: yang di pilih untuk di selamatkan tidak boleh menyombongkan diri, karena sesungguhnya kita tidak layak, namun menerimanya, inilah anugerah. Yang tidak menerima anugerah ini juga tidak dapat mengatakan bahwa Allah tidak adil, karena hukuman yang di terimanya adalah karena dosanya.

OBSERVASI
  • Berdasarkan Efesus 1:4 siapakah yang memilih kita dan di dalam siapa kita di pilih?
  • Dari ayat-ayat ini: Yohanes 15:16 dan Ulangan 7:6, bagaimanakah sifat pemilihan itu?

INTERPRETASI
  1. Adakah dalam dunia, seseorang yang dapat mengatakan bahwa saya lebih layak untuk di pilih dan di selamatkan?
  2. Dalam pandangan umum, apa saja yang menjadi kriteria (sayarat-syarat) yang memungkinkan seseorang di pilih oleh Tuhan untuk di selamatkan?
  3. Bagaimana manusia memandang segala keputusan yang di pilih Allah untuk di laksanakan-Nya? Mengapa?
APLIKASI
  1. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, bagaimanakah kita memandang anugerah keselamatan yang telah di terima?
  2. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, bagaimana kita menilai Allah dalam pemilihan-Nya?
  3. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, kita tidak menentukan siapa yang di pilih untuk di selamatkan. Apa yang seharusnya kita lakukan terhadap orang yang belum mendengar dan percaya Yesus Kristus?
AKSI
  1. Ayat hafalan: Efesus 1:4
  2. Belajar selalu bersyukur atas anugerah keselamatan yan Tuhan beri, hidup taat kepada firman sebagai bentuk ucapan syukur. Memberitakan Injil lebih giat untuk menggenapi rencana penyelamatan Allah dalam hidup orang-orang yang Tuhan pilih di sekitar kita.
DOA:
Doakan agar melalui sell group dewasa banyak anggota jemaat yang bertumbuh dalam kerohaniannya, salah satunya adalah dapat selalu menghargai anugerah Allah dengan hidup sesuai firman-Nya dan melaksanakan pemberitaan Injil.



                                                                       KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER 1
Sell Group Dewasa Maret 2013                    PELAJARAN  15 PERTANYAAN 20                                

BAHAN SELL GROUP - Pelajaran 14 Pertanyaan 19 - Sumber: katekismus Singkat Westminster



PENDERITAAN DARI KONDISI KEJATUHAN MANUSIA


SASARAN
Agar anggota sell group dewasa memahami bahwa kejatuhan manusia mendatangkan berbagai penderitaan

TEKS: Kej. 3:8, 24; Ef. 2:3; Ratapan 3:39; Rm. 6:23; Matius 25:41

INTRODUKSI
Penderitaan manusia meliputi (1) kenyataan bahwa manusia telah kehilangan persekutuan dengan Allah, telah di bawah murka dan kutuk Allah. (2) dalam kehampaan dan ketiberdayaan masih juga terdapat penderitaan hidup yang tidak mungkin dihindari sepenuhnya oleh siapapun. Tentu saja tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama. Kita tidak dapat memberikan penjelasan apapun atas “perbedaan” ini, selain mengimaninya sebagai bagian dari rencana Allah yang berhikmat dan berdaulat mutlak. Namun yang harus di garisbawahi adalah bahwa penderitaan merupakan suatu hal yang universal serta tidak dapat di hindari manusia. (3) adanya kuasa maut (kematian). Alkitab sama sekali tidak mengajar kita untuk meremehkan masalah kematian, ataupun menganggapnya sekedar sebagai suatu peristiwa alamiah. (4) akhirnya kita melihat adanya hukuman kekal bagi mereka yang terhilang.

Perlu di pahami bahwa mereka yang beriman kepada Yesus Kristus menempati posisi yang sama sekali berbeda dengan mereka yang tidak beriman kepada-Nya. Perbedaannya: (1) sejak masih dalam dunia dan waktu sekarang ini, orang beriman telah kembali menikmati persekutuan dengan Allah. Ia dapat kembali kepada Allah dengan perantaraan Yesus Kristus. (2) Dalam imannya kepada Yesus Kristus, jiwa orang yang beriman telah di pindahkan dari kematian kepada kehidupan. Dalam hal kematian, ia menemukan bahwa sengat maut tidak lagi berkuasa atasnya dan tidak ada satu halpun yang dapat memisahkannya dari Kristus. (3) Pada hari terakhir – hari kebangkitan – orang beriman di bebaskan sepenuhnya dari semua penderitaan dan di bawa menuju kebahagiaan yang sempurna. Sebaliknya, pada saat itu orang yang tidak beriman di serahkan sepenuhnya ke dalam suatu penderitaan yang sepenuhnya tiada berkesudahan.

OBSERVASI
  • Apa yang di alami manusia pertama di dalam keberadaannya yang sudah jatuh dalam dosa berdasarkan Kejadian 3:8, 24?
  • Penderitaan seperti apa sajakah yang di gambarkan Alkitab tentang manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa menurut Efesus 2:3; Ratapan 3:39; Roma 6:23; Matius 25:41?

INTERPRETASI
  1. Apakah ada orang-orang yang tidak mengalami penderitaan dalam dunia ini? Jelaskan.
  2. Apa sajakah respon/ tanggapan manusia terhadap penderitaan yang di alami?
  3. Bagaimanakah manusia seharusnya memandang kematian? Jelaskan!

APLIKASI
  1. Di dalam iman kepada Yesus kristus bagaimanakah seharusnya kita berespon terhadap penderitaan?
  2. Apakah sebagai orang Kristen kita menyadari bahwa iman kepada Yesus Kristus adalah berkat besar yang memampukan untuk menghadapi berbagai penderitaan yang di sebabkan oleh dosa?

AKSI
  1. Ayat hafalan: Roma 6:23
  2. Belajar taat pada kehendak Allah melalu firman supaya menjauhi kehidupan yang berdosa dan terus-menerus mengerjakan apa yang benar. Senantiasa berdoa memohon kekuatan untuk menghadapi berbagai penderitaan

DOA:
Doakan agar melalui sell group dewasa banyak anggota jemaat yang bertumbuh dalam kerohaniannya, salah satunya adalah dapat dikuatkan untuk menjalani iman kepada Yesus Kristus bahkan ketika di terpa berbagai penderitaan.



                                                                                    KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER 1
Sell Group Dewasa Februari 2013                              PELAJARAN  14 PERTANYAAN 19                                

BAHAN SELL GROUP - Pelajaran 13 Pertanyaan 18 - Sumber: katekismus Singkat Westminster



TERCEMARNYA SELURUH NATUR MANUSIA


SASARAN
Agar anggota sell group dewasa memahami bahwa keberdosaan dari kondisi manusia yang berdosa terdiri juga dari tercemarnya seluruh nature (manusia).

TEKS: Roma 5:19; Roma 3:10; Kej. 6:5; Mat. 15:19

INTRODUKSI
Fakta bahwa manusia telah rusak rusak secara total dapat di lihat dari beberapa kondisi ini: pertama, kerusakan (atau kefasikkan) tersebut terjadi di dalam batin manusia. Hal itu terjadi di dalam nature manusia yang paling dalam. Allah dapat melihatnya sekalipun manusia sendiri tidak mampu. Kedua, kita melihat  betapa kejahatan manusia sangatlah hebat. Ketiga, kita melihat betapa kejahatan tersebut terjadi secara berkesinambungan. Hati manusia bukan kadang-kadang jahat, melainkan selalu jahat. Keempat, Dan akhirnya kita melihat bahwa kejahatan ini berlaku universal. Tidak ada satupun manusia yang berbuat dosa.

Manusia di katakana rusak total dalam hal luas cakupannya (seluruh nature manusia telah tercemar oleh dosa), namun dalam hal tingkatannya belum (kejahatan manusia tidak mencapai tingkatan maksimal). Kemurahan Allah menjadi satu-satunya alasan mengapa manusia belum mencapai tingkatan yang maksimal. Fakta dan kebenaran berbicara bahwa manusia tidak mungkin dapat melakukan apapun yang benar, atau kudus, atau benar dalam pandangan Allah tanpa lebih dahulu di perbaharui oleh Roh Kudus dan kuasa-Nya.

OBSERVASI
  • Apa penyebab tercemarnya seluruh nature ke dalam keadaan yang berdosa? (Roma 5:19)
  • Apa yang di katakan Alkitab tentang kondisi semua orang dalam hubungannya dengan dosa? (Roma 3:10)
  • Bagaimana Allah memandang manusia yang sudah tercemar akan dosa? (Kejadian 6:5; Matius 15:19)

INTERPRETASI
  1. Apakah di dalam keberdosaannya manusia dapat melakukan kebaikkan untuk menyenangkan Allah?
  2. Apakah ada kejahatan manusia yang melampaui kasih dan kemurahan Allah?
  3. Bagaimanakah manusia yang sudah tercemar dalam dosa dapat kembali melakukan apa yang benar di hadapan Allah? Jelaskan!

APLIKASI
  1. Apakah sebagai orang Kristen mengakui dengan rendah hati bahwa di luar Allah kita adalah orang yang sudah tercemar oleh dosa/ rusak secara total?
  2. Apa komitmen kita setelah kita menyadari bahwa dalam pembaharuan yang di kerjakan oleh Roh Kudus memampukan kita melakukan apa yang benar dan kudus di pandangan Allah?

AKSI
  1. Ayat hafalan: 1 Yohanes 1:9
  2. Belajar taat pada kehendak Allah melalu firman mulai untuk melakukan apa yang benar, mulai dari hal yang sederhana, seperti: beribadah, saat teduh, memuji Tuhan, dll

DOA:
Doakan agar melalui sell group dewasa banyak anggota jemaat yang bertumbuh dalam kerohaniannya, salah satunya adalah semakin hari semakin taat pada perintah dan kehendak Allah.




                                                                     KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER 1
Sell Group Dewasa Januari 2013                  PELAJARAN  13 PERTANYAAN 18                                

Monday, April 29, 2013

Renungan Doa



QUANTITY AND QUALITY PRAYERS (I Tes 5:17)

yohanes waworundeng

Sebagian orang Kristen menganggap bahwa doa itu jangan di ukur dari berapa banyak waktu yang di pakai. Sebagian lainnya berkata: berikan waktu lebih banyak.

Lamanya berdoa dan bagaimna kualitas doa bukanlah inti dari kehidupan berdoa. Seberapa sering kita berbicara dengan orang tua bukanlah jaminan bahwa kita berada dalam komunikasi yang baik. Namun, apabila waktu yang kita miliki singkat tidak mungkin ada cukup waktu untuk memahami dan mengenal mereka.

Lamanya berdoa dan kualitas dari doa bukanlah inti dari kehidupan berdoa.

Jika demikian apa prinsip utamanya? Prinsip utamanya adalah relasi. Apa maksudnya? Relasi menentukan seberapa waktu dan kualitas di dalamnya yang kita berikan untuk berkomunikasi dengan seseorang.

Saya ingin berbicara lebih banyak dan memberi perhatian kepada ayah saya, karena ia adalah ayah saya. Hal ini tidak boleh di balik. Saya tidak berbicara lebih banyak dan memberikan perhatian lebih kepada ayah saya untuk menunjukkan ia ayah saya.

Seberapa kita sadar bahwa ia adalah ayah saya seharusnya membawa kita untuk mau lebih banyak berkomunikasi dan memberikan perhatian lebih banyak kepadanya.

Sama halnya dalam kehidupan berdoa. Kita tidak memberikan waktu lebih banyak berdoa untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Bapa kita. Tetapi, karena kita tahu bahwa Ia adalah Bapa kita, maka kita akan memberikan waktu untuk dan perhatian yang penuh dalam waktu itu untuk berdoa/ berkomunikasi kepadanya.

Semakin kita mengenal Allah dalam perbuatan dan sifat-sifat-Nya akan membuat kita semakin sadar bahwa tidak ada tempat untuk menyatakan segala pergumulan, kesusahan, dan kegembiraan selain hanya kepada Allah. Dan tidak ada waktu yang terbaik selain berada di dekatnya.

Mengapa kita tidak mau atau bahkan hitung-hitungan waktu berdoa kepada Allah? Karena kita kurang mengenal Dia. Mengapa kita kurang mengenal Dia? Karena kita jarang mendengar suara-Nya melalui Firman Allah.

Berdoa adalah hak istimewa yang Allah berikan kepada setiap orang percaya untuk bisa berkomunikasi kepada-Nya. Di dalam kondisi apapun kita bisa berdoa. Dia adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Berbicaralah kepadanya lebih banyak dan setiap waktu adalah selalu menjadi waktu yang berkualitas pada waktu dekat dengan Allah. Amin.

Renungan Tentang Ibadah


MENGHORMATI TUHAN: IBADAH - Yesaya 1 : 10-20

yohanes waworundeng

APA ITU IBADAH?
Dalam bahasa Inggris, istilah yang dipakai untuk "ibadah” mempunyai arti "layak" dan dan satu kata lagi yang menunjukkan arti memberi hormat.. Jadi, ibadah (worship) adalah suatu pemujaan; pernyataan hormat kepada yang layak disembah. Dalam bahasa Ibrani (PL), menggunakan kata yang berarti "menundukkan diri." Dalam bahasa Yunani (PB) menggunakan kata yang berarti menyembah atau "mencium tangan kepada." Jadi, ibadah adalah ungkapan penyembahan manusia dalam sikap menundukkan diri di hadapan Allah yang di sembah.

MENGAPA KITA BERIBADAH?
Alasan yang paling mendasar adalah:
Karena keselamatan yang dari Tuhan. (Ibrani 9 : 13-14)
Sebab, jika darah kambing jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
      14 terlebih lagi darah Kristus, yang melalui Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Kita beribadah kepada Allah, karena kita telah di selamatkan-Nya. Melalui korban Kristus kita telah di selamatkan. Di tebus dan telah di kuduskan. Kita datang kepada Allah, karena Allah berbelas kasihan terlebih dahulu kepada kita.

Pada waktu manusia berdosa pertama kali, bukan adam dan hawa yang mencari Allah, melainkan sebaliknya. Adam dan hawa yang berdosa, seharusnya mati ketika berhadapan dengan Allah yang maha Kudus. Tetapi karena kemurahan Allah, mereka selamat. Apakah kemurahan Allah itu gratis? Kejadian 3:21 mencatat bahwa Allah membuatkan pakaian dari kulit binatang. Ini berarti, ada korban binatang. Ayat ini penting karena menjadi saksi. Saksi apa? Saksi bahwa konsep pemberian korban, bukan mulai dari manusia, melainkan telah di ajar oleh Tuhan Allah sendiri.

Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ada perjanjian yang telah di buat oleh Allah melalui Musa. Pada tulah yang terakhir, Musa meminta orang Israel melumuri rumah mereka dengan darah binatang korban, supaya mereka mendapatkan keselamatan dari maut. Hal yang menarik, di dalam keluaran 12, Tuhan memerintahkan orang Israel, untuk memperingati itu dalam ibadah yang di sebut korban Paskah bagi Tuhan. Bukan hanya memperingati, tetapi mereka harus mengajarkan anak-anak mereka turun-temurun.
Berulang kali Tuhan mengatakan kepada Musa untuk memberitahu orang Israel dan Firaun, bahwa Israel telah di khususkan bagi Tuhan. Mereka harus di bebaskan dari perbudakan Mesir. Untuk tujuan apa? Supaya mereka beribadah kepada Tuhan

Demikianlah kita orang yang percaya kepada Kristus. Kita telah memperoleh keselamatan dari Tuhan melalui pengorbanan Kristus. Kita harus beribadah kepada Allah. Kalau saudara di tanya mengapa anda beribadah? Jawabnya adalah karena saya sudah di selamatkan dan di tebus oleh Allah. Tapi tugas yang penting adalah, pertama-tama, kita harus mengajarkannya turun-temurun kepada anak-anak kita. Kalau kita di tanya, papa mama, kenapa kita tiap minggu harus ke Gereja dan beribadah, saya harap kita semua tahu bagamana memberi jawaban yang benar.

BAGAIMANA SEHARUSNYA BERIBADAH YANG BENAR?

Kalau kita membaca seluruh kitab Imamat, maka kita akan melihat betapa Tuhan mengatur segala tata cara penyembahan dan bahkan Ia memberikan ketentuan-ketentuan yang terperinci. Pada waktu kita membaca kitab ini, kita akan menyadari, ibadah bukanlah apa yang MAU kita lakukan untuk Tuhan. Sebaliknya, ibadah adalah apa yang TUHAN MAU untuk kita lakukan bagi-Nya. (Yakobus 1 : 26).

Orang sering beranggapan bahwa Tuhan selalu mau menerima orang yang berdoa, berbakti / beribadah kepadaNya.  Apakah benar Tuhan selalu mau menerima orang yang berbakti, berdoa kepada-Nya?
Tanpa cara yang berkenan kepada Allah, sesungguhnya ibadah kita adalah sebuah kejahatan di mata Allah. (Yesaya 1 : 11-16) Apa yang tidak berkenan kepada Tuhan:
  1. Ibadah yang berpusat pada diri sendiri (ayat 12)
  2. Ibadah yang tidak sungguh (ayat 13). Terjemahan yang lebih baik: ibadah/ persembahan yang sia-sia, sombong, besar kepala/ besar mulut.
  3. Kehidupan yang cemar dan berdosa : tidak mengusahakan keadilan; bersekutu dengan orang yang kejam; tidak peduli pada kesusahan sesama (ayat 16)
Sebaliknya ibadah yang memuliakan Tuhan :
  1. Ibadah yang pusatnya adalah Tuhan.
  2. Ibadah yang sungguh : rendah hati, sepenuh hati, pikiran dan perasaan (Mazmur 2 : 11). Penekanan bagaimana beribadah juga terjadi pada Mazmur 100 : 2. Sungguh-sungguh bukan berarti tegang dan kaku. Sungguh-sungguh berarti juga mengekspresikan kesukaan kita pada ibadah kepada Tuhan
  3. Ibadah yang mempunyai komitmen untuk hidup kudus bagi Tuhan. Amin

Renungan Keluarga



KELUARGA YANG MENJUNJUNG TINGGI FIRMAN ALLAH – Kejadian 2:16-17; 3:6; Mazmur 119:105

yohanes waworundeng

Satu kali seorang Pendeta mendapat telepon dari seorang ibu, jemaatnya di USA. Ibu ini berkata kepada Pendeta ini, mengaku begitu susah hati karena rumah tangganya sedang di dalam keretakan. Pendeta ini bertanya: ”Ada apa dalam rumah tangga anda?” Ibu itu mengatakan: “Rumah tangga kami tidak ada masalah pak, kami tidak pernah bertengkar, ekonomi juga baik, tidak pernah ribut-ribut”. Lalu Pendeta ini kembali bertanya kepada ibu itu:”Ibu, ada apa dalam rumah tanggamu?” Ibu ini sekali lagi menjelaskan bahwa rumah tangganya tidak ada masalah, tidak pernah bertengkar dan tidak pernah ribut-ribut.” Lalu Pendeta ini bertanya lagi kepada ibu itu:”Bu, ada apa dalam rumah tanggamu?. Ibu itu lalu mulai bingung, akhirnya dia bertanya: “ maksudnya apa ya pak pertanyaan bapak?” Pendeta ini berkata: Ibu menjawab pertanyaan saya dengan mengatakan tidak ada masalah, tidak ada ribut-ribut. Pendeta itu melanjutkan dengan berkata:”Kalau memang tidak ada ribut-ribut, tidak ada masalah, lalu ada apa?” Pertanyaan ini langsung mengoreksi tepat pada permasalahannya. Jikalau memang tidak ada ribut-ribut, tidak ada masalah, lalu ada apa? Jikalau rumah tangga tidak ada jeleknya, lalu juga tidak ada bagusnya, bukankah kondisinya sama saja dengan nihil?

Satu kali anak remaja datang, dan bercerita tentang kekesalannya terhadap papanya. Dia berkata: saya gak pernah nakal, saya tidak pernah buat masalah di sekolah, tidak pernah bandel, tapi papa saya selalu agak keberatan kalau saya mau ke gereja. Saya bertanya: pernah tidak pagi-pagi bangun buatkan papa kopi, bantu dia mempersiapkan pakaian kerjanya, belikan sesuatu di hari ulang tahunnya? Anak ini dengan sedikit tersenyum berkata tidak pernah. Saudara, hidup dipenuhi dengan problematika-problematika yang pelik. Mampukah kekristenan mengatasinya, bagaimana orang-orang Kristen menjadi saksi di tengah-tengah hidupnya sendiri dipenuhi problematika yang sama?

Mari kita menilik kehidupan keluarga pertama di bumi ini. Adam dan Hawa berada dalam suatu kondisi kelimpahan yang luar biasa. Secara jasmaniah, mereka tidak kekurangan sesuatu apapun untuk mereka makan dan minum. Secara emosional, mereka dipuaskan dengan otoritas yang Allah berikan, mereka juga dipuaskan dengan hidup berpasangan bukan? Bukan hanya itu, puncak dari kelimpahan itu adalah Allah sendiri bergaul dengan mereka, Allah berada di tengah-tengah mereka. Masalah muncul ketika bapa segala dusta muncul (dalam rupa ular itu). Dia menawarkan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat itu bukan? Kejadian 3:6 memberitahu kepada kita bahwa perempuan itu (Hawa) melihat bahwa pohon itu baik untuk di makan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.

Saudara, Hawa dan Adam di goda dalam 2 pintu masuk: mata dan indera perasa. Eye dan taste. Kalau kita melihat bahwa di dalam perkembangannya dalam dosa, dipengaruhi oleh mata dan berhubungan dengan taste. Mata berhubungan dengan apa yang bisa di lihat, yang kelihatan, yang bisa di terima secara visual. Indera perasa, kecap, taste berhubungan dengan hasrat, sentimentil. Pada waktu kita berbicara tentang dunia modern, sebenarnya banyak sekali menekankan kekuatan mata. Kalau kita melihat salah satu iklan obat mata, kental sekali paham modernism di dalamnya. Orang melamar kerja matanya merah, khawatir, tidak bisa di terima, lalu pakai obat tetes mata itu, matanya jadi terang lalu diakhiri dia lulus wawancara dan di terima bekerja. Sebenarnya apa kaitannya dunia pekerjaan dengan obat tetes mata. Mungkin mengganggu, tapi pasti bukan itu permasalahan utamanya bukan. Dunia modern juga pada akhirnya menghasilkan pemikiran-pemikiran yang mempunyai hubungan dengan apa yang bisa di lihat. Maka orang barat, ketika mengerti tentang sebuah penjelasan, berkata: “i see, isee”.

Begitu pula taste mempengaruhi hidup kita, apa yang bisa dirasakan, apa yang menjadi hasrat, apa yang diinginkan oleh hati. Apa yang di terima oleh mata, bukan hanya semata-mata mempengaruhi logika, tetapi juga mendorong hasrat. Maka kalau kita lihat orang memandang lukisan, matanya bisa berkaca-kaca, bisa senyum-senyum sendiri. Mengapa perusahaan membuat diagram-diagram untung rugi, grafik-grafik pergerakan ekonomi? Pada waktu grafiknya naik, pimpinan akan angguk-angguk tanda puas, kalau grafiknya turun, lain lagi responnya. Mengapa pada hari ini banyak bisnis kualitas rendah laku keras? Bukan masalah ekonomi saja, tapi karena manusia sudah tidak mampu lagi membedakan sesuatu dari segi kualitas, tapi apa yang menyenangkan mata dan memuaskan hasrat.

Apa yang terjadi dengan Adam dan Hawa selanjutnya? Mereka makan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat itu. Disitulah mereka dikatakan jatuh ke dalam dosa. Mengapa makan buah itu mereka menjadi berdosa? Saudara di sini kita melihat, bahwa ketika manusia mulai membangun hidupnya dari keinginan mata, kenikmatan hidup, hasrat, maka hidupnya tidak akan kuat dan sangat rapuh sekali. Keluarga-keluarga yang membangun rumah tangganya di atas dasar keinginan mata, kenikmatan, hasrat, tidak akan kokoh dan sangat rapuh. Suatu kali seorang pemudi konseling kepada seorang hamba Tuhan, dia baru saja putus dari tunangannya. Hamba Tuhan ini bingung, karena tunangan dari pemudi ini ia tahu betul seorang yang all in baik-baik saja, baik hati dan seorang dari keluarga yang baik-baik. Lalu ia bertanya kepada pemudi ini: ”apa yang sebenarnya terjadi?” Pemudi ini mengatakan sesuatu yang mengejutkan: Masalahnya bukan karena pria ini kurang tampan, atau pria ini jahat, atau melakukan kekerasan atau sesuatu yang buruk, bukan juga karena keluarganya menolak, namun justru di awal saya berpacaran dengan dia, saya pikir saya akan merasa puas karena sudah mendapatkan yang terbaik, namun ternyata justru ketampanan, kebaikannya itu yang membuat saya takut kehilangan dia, saya seringkali menangis seorang diri, saya sering curiga, meskipun saya tidak mengungkapkan kepada dia, saya takut bersaing dengan orang lain, ini buat saya tidak tahan”

Kita tidak boleh melandaskan hidup kita, rumah tangga hanya kepada apa yang bisa dinikmati oleh mata dan apa yang hanya mendatangkan hasrat. Adam dan Hawa hidup sebagai suami istri, berkecukupan dalam segala hal, mengapa salah jika menambahkan satu hal lagi saja dalam hidup mereka dengan makan buah itu? Mengapa justru mereka menjadi jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah karena mereka tidak baik-baik mengingat suara Tuhan Allah. Allah telah berfirman: Jangan kamu makan buah itu, karena pada waktu kamu memakannya pastilah kamu akan mati! Adam dan Hawa jatuh karena mereka dipengaruhi akan kenikmatan mata dan hasrat untuk memakan buah itu, mereka mengabaikan suara/perintah Allah. Saudara, mata sebenarnya adalah sesuatu yang terbatas, mata tidak dapat melihat bagian dari sebelah dinding. Mata terbatas, melihat sejauh sesuatu yang menghalangi. Untuk apa yang ditawarkan oleh si jahat, Adam dan Hawa sebenarnya hanya perlu menutup mata atau mengalihkan pandangan ke arah yang lain, masalah selesai. Berbeda halnya dengan suara. Suara dapat melampaui dinding-dinding pemisah. Suara mempengaruhi lebih dari apa yang bisa dipengaruhi oleh mata. Selain suara Allah di taman itu Adam dan Hawa mendengar Other Voice.

Saya baru mendapatkan anak yang kedua. Anak saya yang pertama, sebelum dapat adik, sering sulit tidur. Jadi saya biasanya mengatakan: tidak usah susah, tutup mata saja, nanti tidur. Ternyata benar saudara, dia tidur dalam waktu cukup singkat. Tapi belakangan, dia sulit tidur, awal-awal saya katakan, tutup mata saja, nanti tidur. Dia tutup mata sebentar, saudara, lalu mulai melek. Saya katakan kepada dia: tutup mata, tidur. Lalu dia bilang satu kalimat: sudah pi, tapi Evan gak bisa tidur, dedek tuh ribut. Saudara lihat, mata tidak bisa mengatasi masalah kantuk dia saudara, meskipun mata tidak lagi mempengaruhi dia tapi suara itu jelas mempengaruhi dia meskipun sudah pejamkan mata. Maka dari itu, saya putar otak, bagaimana dia bisa tidur. Ah! Saya lalu katakan kepada dia, tidurlah, nanti kalau kamu bangun papi ijinkan kamu minum yakult! Atau makan agar-agar (sesuatu yang dia suka)! Wah ajaib saudara, gak berapa lama dia tidur cepat sekali.

Saudara, satu-satunya tantangan terbesar Adam dan Hawa sesungguhnya adalah OTHER VOICE/ SUARA YANG LAIN selain apa yang menarik hati dan baik kelihatannya dari buah itu. Adam dan Hawa tahu betul perintah Allah bagi mereka, apa yang di larang Allah bagi mereka, namun karena ada other voice, mereka disturb, mereka terganggu untuk mengingat suara Allah. Perintah Allah kini menjadi samar-samar dalam ingatan mereka. Di depan kita tantangan besar manusia sesungguhnya, bukan lagi apa yang dapat di lihat dan dinikmati, namun apa yang sounding. Mengapa kita selalu membeli perangkat-perangkat yang baru, meskipun yang lama tidak rusak, meskipun barang itu tidak kita butuhkan, bukan karena apa yang kita lihat saja, tetapi karena apa yang kita dengar juga. Bagaimana seandainya iklan-iklan di televisi itu hanya seputar gambar-gambar, tidak ada kata-kata dan tulisannya, kira-kira saudara tertarik tidak? Saudara hanya perlu menutup mata dan leave it (tinggalkan itu) masalah selesai. Tapi ketika itu bersuara, maka meski tidak ada gambarpun, itu bisa mempengaruhi. Dalam kasus Adam dan Hawa berarti iblis sudah pakai teknik audio visual yah saudara. Karena ada other voice Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Mereka tidak lagi menjunjung tinggi suara Allah, tidak mengingatnya dan bahkan menolak untuk melakukannya, maka mereka menemukan diri mereka berdosa di hadapan Allah, dan berbagai kesusahan hidup harus di terima sebagai resikonya. Demikian bila kita hidup dengan tidak menjunjunng tinggi firman Allah. Kita bukan saja akan menanggung segala konsekuensinya, namun tidak menutup kemungkinan kita akan jatuh dalam dosa.

Saudara, bagaimana kita merespon? Banyak orang bertanya: apa buktinya Firman Allah/ Alkitab bisa membuat hidup saya lebih baik? Atau ada yang berkata, jikalau Firman Allah yang saudara percaya itu sungguh bekerja untuk saudara bagaimana saudara yakin bahwa Alkitab itu sungguh bekerja untuk saya? Apa respon kita! Jangan heran jika anak-anak kita bertanya jika memang Firman Tuhan itu baik untuk saya mengapa papa dan mama selalu bertengkar? Mengapa semua saling tidak peduli dalam rumah ini? Dan jangan heran suatu hari anak-anak kita berkata kalau menurut papa dan mama firman Tuhan itu baik, fine! Baik! Mungkin itu hanya berlaku untukmu dan untukku tidak! Di satu sisi manusia berpikir bahwa Firman Tuhan itu seperti obat, sekali minum lalu menyembuhkan, membuat hidup yang tadinya kacau menjadi baik. Lalu mulai membanding-bandingkan, wah dia itu kesaksian luar biasa sekali yah, lalu orang mulai berpikir, apa itu bisa berlaku untuk saya juga tidak ya?

Saudara, Alkitab bukan obat, Alkitab juga bukan hanya untuk pleasurement, kesenangan hati kita. Alkitab adalah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan. Ini berarti Firman Tuhan adalah firman yang memimpin kita, di dalam proses demi proses, memberi terang di setiap proses itu. Firman Tuhan tidak mendemonstrasikan apa yang bisa di lihat mata, apa yang hanya memuaskan hati, Firman Tuhan adalah Firman yang memimpin kita untuk hidup dalam ketaatan demi ketaatan kepada Allah. Di situlah keindahan hidup Kristen. Di dalam kegelapan kita dapat terus berjalan karena kita mendengar akan suara Allah yang memimpin kita. Mungkin Allah tidak mengangkat kegelapan itu dari kita namun Allah ingin memastikan bahwa tuntunan suara-Nya akan memimpin kita kepada kebenaran dan kekekalan. Dan satu fakta yang menghiburkan dan menguatkan, di mana ada suara di sana pasti ada sumber suara. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Firman Allah bukan hanya sekedar kata-kata melainkan fakta bahwa Allah ada, Allah masih menyertai, Allah masih mempedulikan, Allah masih ingin berkomunikasi. Keluarga-keluarga jangan tinggalkan Firman Allah, Gereja-gereja jangan tinggalkan Firman Allah, pribadi-pribadi jangan tinggalkan Firman Allah. Tanpa Firman-Nya kita tidak mampu tetap menjalani hidup ini. Banyak yang menarik mata dan memberikan kenikmatan semu, banyak other voice yang menuntun kita dan anak-anak kita menjauhi Tuhan. Junjung tinggi Firman Tuhan supaya kita melihat kelimpahan hidup dalam Allah.

Hidup bukan hanya masalah tidak ada masalah, tidak ada ribut-ribut, tidak ada konflik. Hidup itu harus di isi dengan ketaatan demi ketaatan pada Allah, itulah yang menjadikan hidup ini berguna dan benar, hidup ini penuh dengan kelimpahan Allah, karena kita menikmati hidup dalam anugerah dan penyertaan-Nya yang sempurna. Kiranya kita terus menjunjung tinggi Firman Allah. Amin