Saturday, May 18, 2013

PENTAKOSTA - HISTORIS DAN KRISTOLOGIS



PENTAKOSTA – HISTORIS dan KRISTOLOGIS
Tiga hari raya besar yang diperingati bangsa Israel adalah: Hari Raya Roti Tidak Beragi (Paskah), Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta), dan Hari Raya Pondok Daun. Hari Pentakosta dalam Perjanjian Lama diumumkan sebagai:
  1. Hari Pertemuan Kudus (Imamat 23:21)
    Pada hari tersebut tidak boleh dilakukan pekerjaan berat, dan semua laki-laki Israel harus hadir di tempat kudus (Imamat 23:21). Pada hari itu dua buah roti bakar, yang dibuat dari tepung halus yang baru dan beragi, diunjukkan oleh imam di hadapan Allah, pada saat imam mempersembahkan korban-korban binatang untuk menghapus dosa dan memperoleh keselamatan (Imamat 23:17-20).
  2. Hari Perayaan Bagi TUHAN (Ulangan 16:15)
    Pada hari itu orang Israel saleh mengungkapkan rasa terima kasihnya karena berkat tuaian gandum dan sekaligus menyatakan rasa takut dan hormat kepada Yahweh (Yeremia 5:24).
  3. Hari anugerah bagi banyak orang miskin dan bagi orang asing. Orang Israel tidak di perkenankan untuk menyabit habis hasil lading mereka dan bahkan tidak boleh di pungut yang terjatuh, karena di peruntukkan bagi orang miskin dan bagi orang asing (Imamat 23:22)
Pentakosta setelah kenaikkan Tuhan Yesus yang di tandai dengan turunnya Roh Kudus adalah sebuah tanda babak/ era baru yang merupakan satu peristiwa penggenapan dari hukum yang di berikan kepada orang Israel/ Yahudi. Mengapa demimkian?
  1. Kristus tidak lagi hadir/ berada di tengah-tengah manusia dalam daging. Roh Kudus hadir memeteraikan keselamatan yang Yesus kerjakan di dalam diri orang yang percaya.
  2. Umat yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus di sebut dengan Kristen/ murid Kristus.
  3. Injil di perdengarkan dan di sebarkan kepada bangsa-bangsa.
Di sini kita melihat sesuatu yang indah, Kristus telah menggenapi apa yang telah di tetapkan dalam hukum TUHAN yang telah di berikan sejak Perjanjian Lama. Karena Kristus datang bukan untuk menghapuskan hukum Taurat melainkan untuk menggenapinya.

Lalu apa kaitannya Roh Kudus dan Kristus setelah kenaikkan-Nya, apakah setelah peristiwa Pentakosta ini serta merta Kristus yang telah naik itu di lupakan? Apakah segala sesuatu yang terjadi pada umat Tuhan hanya berbicara tentang Roh Kudus? Apakah Roh Kudus menjadi idola baru dalam kehidupan umat Tuhan? Apa kaitan kehadiran Roh Kudus dengan Yesus Kristus setelah kenaikkan Kristus? Mari kita melihat peranan Roh Kudus dalam kaitannya dengan Kristus:
  1. Roh Kudus Diutus untuk Bersaksi tentang Kristus
Yohanes 15:26, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Kata bersaksi mempunyai pengertian memberikan pembuktian/ testimoni/ laporan yang baik/ terhormat. Tapi ada satu pengertian yang khusus, yakni (conjure) menyebabkan timbul/ membangkitkan dalam pikiran. Dengan kata lain, seseorang percaya kepada Kristus bukan saja karena mendengar tentang Kristus, tetapi karena ada Roh Kudus yang menyebabkan timbul/ membangkitkan dalam pikiran tentang Kristus. Ini berarti tidak mungkin seorang percaya dan menerima kebenaran yang ada pada diri Kristus tanpa Roh Kudus.

Kita bisa menggunakan metode penginjilan sebaik mungkin, kita bisa menjelaskan dengan kata-kata bahkan berargumen untuk menjelaskan tentang Kristus. Tapi tanpa Roh Kudus yang bekerja dalam hati dan pikiran manusia, tidak mungkin orang tersebut percaya kepada Kristus. Begitu juga dengan kita yang sudah percaya kepada Kristus, kita tidak boleh merasa lebih dari yang lain, karena Roh Kudus yang sama yang menyebabkan kita bisa percaya kepada Kristus, bukan karena lebih mengerti, lebih kaya, lebih baik dan lebih layak.
  1. Roh Kudus Diutus untuk Mengingatkan Apa yang Kristus Telah Ajarkan
“tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh. 14:26) Apa yang di maksudkan dengan “mengajarkan segala sesuatu“? Apakah segala sesuatu berbeda dengan “yang telah Yesus katakan”? (seperti ada wahyu baru?). Jikalau kita membandingkan dengan Yohanes 16:13 kita akan menemukan satu kaitan yang erat. Roh Kudus, yang adalah Roh Kebenaran itu di katakan akan memimpin ke dalam seluruh kebenaran, Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi dari segala yang di dengar-Nya (dari Kristus - 16:15). Memimpin ke dalam seluruh kebenaran ini harus di artikan menggali dan mengkonfirmasi kebenaran yang telah ada, bukan mencipta perkataan dan pengertian baru. Memimpin ke dalam seluruh kebenaran berarti memberi pengertian yang sesuai dengan kebenaran. Kebenaran tidak perlu di bela. Kebenaran hanya perlu di konfirmasi. Meski ada kalanya Roh Kudus tidak memimpin word by word (kata demi kata) tetapi tidak mungkin Roh Kudus bertentangan kebenaran. Maka segala sesuatu yang kita mengerti bahkan yang kita katakan mengerti dalam pertolongan/ dari Roh Kudus harus kembali pada firman. Maka tidak ada pengertian tentang kebenaran tanpa kita meneliti dengan sungguh-sungguh firman Tuhan.

  1. Roh Kudus Diutus untuk Memuliakan Kristus.
Terakhir, Roh Kudus diutus untuk memuliakan Kristus. Hal ini jelas diajarkan oleh Kristus sendiri di Yohanes 16:14, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” Kemuliaan Kristus adalah kemuliaan yang tidak bisa di manipulasi. Pada waktu Kristus ada di tengah-tengah manusia dalam rupa manusia, banyak orang telah melihat Dia dan apa yang telah di kerjakan-Nya, namun iman yang di bangun hanya atas dasar penglihatan tidak mungkin bertahan dan sangat rapuh/ tidak kuat. Dalam waktu singkat, Kristus di tinggalkan dan bahkan tidak di bela (meskipun memang Kristus tidak memerlukan pembelaan manusia). Hal itu menunjukkan bahwa manusia tidak bisa melihat kemuliaan Kristus yang sesungguhnya. Oleh karena itu Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Hanya Roh Kudus yang mampu memeteraikan Kristus dan kemuliaan Kristus dalam diri seseorang. Oleh karena itu setiap orang yang telah di kuasai oleh Roh Kudus juga akan memuliakan Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan antara Roh Kudus dan Kristus sebaliknya menunjukkan satu kesatuan yang harmonis.

Dalam iman kita kepada Kristus, tidaklah di kenakkan istilah FANATIK. Mengapa hati kita tidak bisa berpaling dari pada Kristus? Mengapa, kita tidak boleh tidak rendah hati? Mengapa hati kita tidak bisa tidak bersyukur atas karya keselamatan yang di kerjakan oleh Kristus? Sesungguhnya, karena ada Roh Kudus yang tinggal dalam hidup kita, yang terus-menerus memuliakan Kristus. Yohanes Pembaptis pernah berkata: Dia harus semakin bertambah dan ku harus semakin berkurang”. Lagu sekolah minggu tua juga menambahkan ”...nama Yesus saja di sembah, ku di tempat paling b’lakang”. Memuliakan Kristus tidak bisa di manipulasi, oleh sebab itu, kita harus memohon pertolongan Roh Kudus, supaya kita selaras dengan pekerjaan-Nya memuliakan Kristus. Seseorang yang hidupnya di pimpin oleh Roh Kudus (tentu saja selaras juga dengan kebenaran), maka hidupnya akan keluar kemuliaan Kristus yang sejati.

Setelah merenungkan karya Roh Kudus yang diutus untuk berpusat kepada Kristus, bagaimana respons kita? Adakah ucapan syukur atas Roh Kudus yang di berikan Kristus bagi kita? Kita bukan hanya bersyukur, namun biarlah kita di mengertikan bahwa penginjilan dan kesaksian tentang Kristus menjadi memungkinkan di tengah dunia ini karena Roh Kudus masih bekerja sampai dengan hari ini.
Amin. Soli Deo Gloria.